Saya terjebak dalam
sebuah ketakpastian akan diri. Mencoba menerawang sembari meraba kemana arah
langkah selanjutnya menapaki bumi, entahlah. Samar terlihat tak ada kepastian
hingga akhirnya membuat diri terperangkap dalam ketakpastian yang menyeramkan.
Pernah mencoba berontak
hingga akhirnya urat2 mulai menampakkan wujudnya disebagian muka yang mulai
memerah karna tekanan yang memuncak di otak. Akh,,, tetap saja saya menjadi
pihak yang disalahkan dan harus mengalah, lantaran dia lebih dulu menapaki
kakinya di bumi yang semakin gonjang-ganjing ini, hingga semuapun ikut
mengarahkan jari telunjuknya kehadapan saya seolah menjadikan saya
bulan-bulanan kesalahan yang harus saya pikul, sendiri.
Tapi, mungkin saja itu
cuma perasaan saya, karna nyatanya saya tak pernah sendiri, ada mreka disamping
saya, meski tak sebanyak yang lain tapi mampu membentengi saya dari tikaman
mereka. Mungkin juga saya yang keterlaluan mencemburui mereka dan otak saya
yang penuh dengan kedengkian hingga akhirnya tak bisa melihat sisi lain dari
maksud mereka menghardik saya. Akh,,, entahlah…..
Inilah saya, seorang
yang amburadul, yang kuliahnya malas-malasan dan hamper lima tahun serta IPK
yang hamper tiga, bisa melakukan apa yang belum bisa kalian kerjakan. Mengemban
amanah yang pendahulunya lari meninggalkannya lantaran tak mampu dipikul. Saya
hanya ingin membuktikan kepada kalian bahwa saya, bisa.
Bukti telah
dinampakkan, hasil kerja telah dirasakan dan keberhasilan awal telah diraih,
lantas apa yang harus saya lakukan selanjutnya…? Apakah melanjutkannya…?
Padahal hati dan perasaan enggan meng-ia-kan. Karna nyatanya saya merasa tidak
nyaman terus berada dalam atmosfir ketidakteraturan, ketidaktertataan dan tidak
kondusif. Andaikan saya tidak meng-ia-kan maka saya akan merasa berdosa karna
tidak melanjutkan apa yang sudah saya mulai.
Semoga Sang Maha
Pemberi Petunjuk, memberikan saya penerang untuk tau kemana arah kaki
melangkah, agar tidak tersesat dan terjatuh dalam lubang kesalahan yang mungkin
saya gali sendiri. Untuk saat ini, hanya kepada Sang Khalik saya menyerahkan
semua gundah gulana yang merasuki hati, agar hati tak terkotori untuk urusan
dunia.
lanjutkan lenga... keep fighting... p(^.^)q
BalasHapus