Membaca pesanmu, menggetarkan hati ini. Menggetarkan jiwaku yang tak pernah pupus untukmu. Mendengar suaramu, bening airmataku tak lagi mampu kutahan. Membayangkan ku bersamamu kembali bersenda gurau. Senangnya hatiku mengetahui kau pun masih mencintaiku seperti dulu. Bahagia hati ini, walau kau begitu jauh kini. Kaulah pelitaku saat lelah mulai menyergap hari-hari yang kuanggap hanya ada pilu dan duka. Kaulah yang memapahku ketika gulita menghalangi cahaya masuk ke mata ini. Kaulah yang tak henti mengingatkanku betapa kau mencintaiku saat ku tak tahu untuk apa lagi aku bangkit. Kaulah yang membimbingku, saat aku tersesat tak tahu langkah ini harus kuseret kemana. Kaulah yang tak henti menyenandungkan gita-gita agar aku bisa kembali tersenyum. Kau yang mengajarkanku tuk mengangkat tangaku, ketika aku tidak tahu lagi kemana harus meminta.
Mama, bukan main aku merindumu. Tidakkah kau tahu, sedari dulu aku sangat mengagumimu. Kau gemintang tanpa cacat di mataku. Betapa inginnya aku terbang bersama kawanan malaikat bersamamu. Betapa inginnya aku mengepak tinggi-tinggi dan membagi cintaku seperti kau. Kau tawarkan sinar lembutmu. Kau tawarkan Cinta di Atas Cinta yang tak pernah kukenal sebelumnya. Kau ajari aku dari tertatih hingga berlari. Kau bantu aku melafal doa, merajut harap pada Sang Pemilik segala Keputusan.. Kau bantu ku mengenal Cinta yang Kekal. Kau bantu aku tanpa lelah.
Bukan main aku merindumu. Merindu senyummu yang selalu tersungging di wajah bersinarmu. Merindu belaimu yang yakinkan aku bahwa aku tak pernah sendiri, tak akan pernah. Merindu pelukmu yang yakinkan aku bahwa aku bisa bangkit, aku bisa. Merindu pertemuan-pertemuan yang tak terbatas dimensi waktu dan jarak denganmu. Merindu cinta yang tak pernah butuh penjelasan dengan panjang lebar.
Terimakasih, mam, 'tuk semua cinta dan kasih tiada putus, 'tuk nasihat dan tausiyah agar aku tetap tegar, walau anakmu ini rapuh. Terimakasih, tuk pelajaran membagi cinta yang kau beri, tuk pelajaran menjadi diriku dengan sayap-sayap yang patah yang kau ajarkan, 'tuk pelajaran mengejar bintang Nya yang kau ajarkan. Terimakasih, Cintaku. seribu kata terimakasih tak kan pernah cukup 'tuk membayar cintamu.
"Allah, Engkau Maha Mengetahui dhaifnya hamba. Jika cinta ini tak mampu membayar cintanya padaku, jika ucapan terimakasih ini tak pernah mampu menandingi kasihnya, kumohon pada Mu, Khalik. Cintai ia seperti cintanya yang begitu besar padaku. Dekap ia dalam kasih Mu, hingga dalam tiap lelah dan sakit, tak kan terlalu membuatnya terluka. Cintai ia hingga ia makin dalam mencintamu. Cintai ia tanpa pupus, seperti ia begitu mencintai-Mu." Karna, melaluinya lah aku ada. Dengannya aku bisa menikmati indah dunia-Mu. Dengannya aku menemukan diriku. Dengannya aku merasa punya arti dalam hidup ini. Dengannya aku bisa mengenal-Mu. Dan dengannya pula lah aku terbiasa membaca surat cinta-Mu.
Mam, Maafkan anakmu yang lemah ini, Maafkan lidahku yang pedas melukai hatimu. Maafkan sikapku yang kasar menyakiti jiwamu. Maafkan kerasnya kepala ini, tidak mengindahkan saranmu. Sudah kau cintai aku begini besar, mengapa terkadang aku lupa? Mengapa terkadang aku berlari jauh darimu? Mengapa terkadang aku ingin berhenti mencintaimu? Mengapa terkadang aku melalaikanmu? Maafkan anakmu yang tidak mengerti pintamu, mama. Maafkan aku yang kian berlari ketika kau tak lagi menghampiriku. Maafkan aku, maafkan aku. Maafkan aku yang tidak bisa mencintaimu sebesar cintamu padaku. Maafkan aku yang tidak pernah memiliki cinta sebesar cintamu.
Ada kalanya ketika inginku tak sejalan dengan harapmu. Please, janganlah membenciku dan marah padaku, banyak hal sebenarnya yang ku ingin critakan kepadamu, yang ingin kusampaikan padamu, tentang visiku, tentang mimpiku, tentang masa depan yang ku inginkan. Janganlah engkau menghentikan kiriman doamu hanya karena inginku tak sesuai dengan harapanmu. Biarkanlah anakmu ini menentukan jalan hidupnya sendiri dengan bimbinganmu dan diiringi doamu tentunya. Karna masa kita berbeda, biarkan anakmu ini melewati masa transisi menuju kedewasaan yang pasti menjadi seseorang yang akan selalu membanggakanmu, janganlah engkau membatasiku dengan harapanmu yang sangat sulit ku terima, walaupun sebenarnya itu tidak sulit bagiku....!
Saat ini, ku rela bersusah payah mengejar cita-cita yang menjadi impianku sekaligus yang menjadi impianmu. Tak ingin sedikit pun ku torehkan segurat kecewa di hatimu lagi. Karena yang ku tahu, aku adalah harapanmu. Semoga aku masih punya waktu, untuk membuatmu bangga dan kembali melihat senyummu.....!!
Miss u mam......!!
Subhanallah.... ^_^
BalasHapus