Sahabat BlogKu

like FB

Jangan Lupa Ninggalin komentar yah....!! Thank's

Selasa, 01 Desember 2009

MATEMATIKA DAN PERADABAN DUNIA

"Semua Manusia harus menghindari ahli matematika. Bahaya besar telah tiba karena para ahli matematika telah mengadakan akad dengan setan untuk menggelapkan jiwa manusia dan mengurungnya dalam ikatan neraka." Setidaknya itulah yang pernah dikatakan oleh pemikir terkemuka abad pertengahan (St Augustine).Tak kalah garang, para hakim agung Roma membuat slogan hukum, "Dalam mempelajari geometri, ilmu yang tercela dan terkutuk seperti matematika adalah HARAM hukumnya."

Dua belas abad kemudian, Ahmad Sirhindi menjuluki ahli matematika sebagai orang idiot dan para pemujanya lebih tolol dan hina, karena dia (Ahmad Sirhindi) mengira bahwa matematika dan mempelajari matematika tidak ada manfaatnya untuk kehidupan manusia kelak di dunia dan akhirat nanti. Kecaman keras terhadap matematika ini terjadi pada zaman medieval yang terkenal obscure, dogmatic, dan irrasional.



Padahal, Sejarah mengungkapkan fakta bahwa scientific brilliance selalu dibarengi dengan perkembangan matematika. Pada kenyataanya penemuan-penemuan matematik telah memuluskan jalan menuju kemajuan spektakuler dalam sejarah ilmu dan teknologi. Tidak ada satu negara pun yang pernah mencapai kesuksesannya tanpa penguasaan matematika. Ketika umat Islam mendominasi dunia sainspun, mereka sangat hebat dalam matematika.

Menurut Galileo Galilei (1564-1642), seorang ahli matematika dan astronomi dari Italia, "Alam semesta itu bagaikan sebuah buku raksasa yang hanya dapat dibaca kalau orang mengerti bahasanya dan akrab dengan lambang dan huruf yang digunakan di dalamnya. Dan bahasa alam tersebut tidak lain adalah matematika”. Dari pernyataan Galileo tersebut kita bisa mengetahui bahwa alam semesta ini tidak akan pernah bisa diungkap keajaibannya andaikan ilmu matematika tidak dipelajari dan dikembangkan. Sebagai bahasa, matematika memiliki kelebihan jika dibanding dengan bahasa-bahasa lainnya. Bahasa matematika memiliki makna yang tunggal sehingga suatu kalimat matematika tidak dapat ditafsirkan bermacam-macam. Bagi dunia keilmuan, matematika memiliki peran sebagai bahasa simbolik yang meungkinkan terwujudnya komunikasi yang cermat dan tepat. Matematika bukan saja menyampaikan informasi secara jelas dan tepat namun juga singkat. Suatu rumus yang jikat ditulis dengan bahasa verbal membutuhkan rentetan kalimat yang banyak sekali, di mana makin banyak kata-kata yang dipergunakan maka makin besar pula peluang untuk terjadinya salah informasi dan salah interpretasi, maka dalam bahasa matematika cukup diulis dengan model yang sederhana sekali.

Sebelum zaman modern dan pengetahuan yang tersebar global, contoh-contoh tertulis dari pembangunan matematika yang baru telah mencapai kemilaunya hanya di beberapa tempat. Tulisan matematika terkuno yang pernah ditemukan adalah Plimpton 322 (Matematika Babilonia yang berangka tahun 1900 SM), Lembaran Matematika Moskow (Matematika Mesir yang berangka tahun 1850 SM), Lembaran Matematika Rhind (Matematika Mesir yang berangka tahun 1650 SM), dan Shulba Sutra (Matematika India yang berangka tahun 800 SM).

Matematika merupakan salah satu ilmu pengetahuan tertua yang terbentuk dari penelitian bilangan dan ruang. Sejak dahulu kala matematika berkembang sebagai pengetahuan abstrak dan deduktif, dimana kesimpulan tidak ditarik berdasarkan pengalaman keindraan, tetapi berdasarkan kaidah-kaidah tertentu melalui deduksi. Kata "matematika" berasal dari kata μάθημα(máthema) dalam bahasa Yunani yang diartikan sebagai "sains, ilmu pengetahuan, atau belajar" juga μαθηματικός (mathematikós) yang diartikan sebagai "suka belajar".

Disamping definisi,matematika memiliki pengertian-pengertian dasar tertentu. Segala masalah dan hubungan dapat dipecahkan melalui pernyataan-pernyataan tertentu,yang kemudian diterima sebagai kebenaran. Pernyataan-pernyataan tertentu tersebut dikatakan aksioma dan dengan cara deduksi diperoleh pernyataan-pernyataan lain yang dapat dibuktikan yaitu yang disebut teorema. Beberapa pakar menyatakan bahwa Matematika bukanlah sains, karena kebenaran dalam matematika tidak memerlukan pengamatan empiris

Pada saat ini hampir seluruh bidang-bidang Matematika telah berkembang dengan pesat baik teori maupun penerapannya dengan wawasan yang luas dan penggunaannya di berbagai sektor. Sebagian besar pengembangan dilakukan di perguruan tinggi terutama yang menyangkut aspek teoritis, sedangkan perkembangan matematika terapan banyak dilakukan di bidang industri. Karena itu Perguruan Tinggi disamping melaksanakan pendidikan dan pengajaran matematika, juga berperan dalam mengembangkan matematika baik secara teoritis maupun aplikasinya.

Ada pendapat terkenal yang memandang matematika sebagai pelayan dan sekaligus raja dari ilmu-ilmu lain. Sebagai pelayan, matematika adalah ilmu dasar yang mendasari dan melayani berbagai ilmu pengetahuan lain. Sejak masa sebelum masehi, misalnya jaman Mesir kuno, cabang tertua dan termudah dari matematika (aritmetika) sudah digunakan untuk membuat piramida, digunakan untuk menentukan waktu turun hujan, dsb.

Sebagai raja, perkembangan matematika tak tergantung pada ilmu-ilmu lain. Banyak cabang matematika yang dulu biasa disebut matematika murni, dikembangkan oleh beberapa matematikawan yang mencintai dan belajar matematika hanya sebagai hoby tanpa memperdulikan fungsi dan manfaatnya untuk ilmu-ilmu lain. Dengan perkembangan teknologi, banyak cabang-cabang matematika murni yang ternyata kemudian hari bisa diterapkan dalam berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi mutakhir.

Untuk memahami suatu fenomena alam perlu diperoleh suatu pernyataan kuantitatif yang dapat menunjukkan hubungan besaran-besaran yang terdapat dalam fenomena tersebut. Selama hubungan kuantitatif ini belum diperoleh maka tidak banyak yang diketahui mengenai fenomena itu. Jadi hanya apabila hubungan kuantitatif ini berhasil diperoleh barulah dapat dikatakan bahwa jalan kearah pengertian fenomena yang dipelajari mulai terbuka. Hubungan kuantitatif seperti ini hanya dapat diperoleh melalui pemodelan matematika. Rekayasa dan pengguna matematika yang bertujuan memanfaatkan sumber daya alam sudah tentu membutuhkan matematika sebagai alat yang ampuh untuk memecahkan permasalahan gejala alam yang dihadapi. Dimulai dari pendekatan-pendekan fisis, pemodelan, analisa dan sintesa, matematika merupakan bekal penting yang sangat diperlukan karena hanya dengan matematika dapat diperoleh akurasi yang memadai dalam hasil yang dicapai.

Disamping sebagai alat yang handal dalam penggunaannya, matematika mempunyai karakteristik yang unik dalam hal kemurniannya,kesempurnaan dan ketepatannya. Dengan matematika dapat dikembangkan cara berpikir logis dan sistematik yang dapat melibatkan konsep-konsep abstrak.

Seorang pengguna matematika (seperti engineer) menggunakan matematika bersama dengan berbagai kendala yang harus dihadapi,seperti faktor ekonomi, kemudahan, akurasi, validitas, kepraktisan dan sebagainya. Dalam hal ini bukanlah formula-formula matematika semata-mata yang dibutuhkan, tetapi pengertian yang mendalam mengenai konsep model matematika itu sendiri, beserta batasan-batasan validitasnya merupakanhal yang penting yang perlu dikuasai dengan baik. Asumsi-asumsi yang diperlukan untuk menyederhanakan pendekatan perlu disadari oleh pertimbangan matematika yang benar dengan segala konsekuensinya. Hal ini dapat dilakukan oleh seseorang yang menguasai konsep dan cara berfikir matematika yang benar. Matematika sebagai "queen of the sciences" dengan segala kemurnian, kesempurnaan dan ketepatannya perlu dipahami oleh pengguna matematika, meskipun tidak semua kekayaan matematika perlu dikuasai /dimiliki . Matematika berperan sebagai alat yang sangat ampuh untuk mendefinisikan persoalan yang dihadapi, memodelkannya secara logis dan tepat . Disamping itu matematika juga berfungsi sebagai bahasa yang kompak, padat, dan penuh arti, Ekspresi/pernyataan matematika yang kompak cukup untuk menggambarkan suatu fenomena dengan segala karakteristiknya.

Kemajuan penerapan matematika pada saat ini banyak ditentukan oleh bagaimana pesatnya pembuatan model-model matematika. Dengan majunya kemampuan komputer digital dewasa ini, pemrograman-pemrograman dengan berbagai bahasa komputer disertai logika yang memadai juga berkembang dengan pesat. Akibatnya pembuatan model-model matematika juga berkembang tanpa harus mencari solusi analitiknya karena solusi numerik/pendekatan dapat diperoleh melalui bantuan komputer.

Sekarang kita mencoba menelusuk kembali kearah sebuah Negara tempat kita menginjakkan kaki sekarang yaitu Indonesia. Di Indonesia masih banyak yang menganggap matematika adalah momok. Matematika identik dengan angka-angka rumit dan susah dipecahkan. Begitu mendengar kata matematika, kening kebanyakan orang langsung berkerut. Di benak mereka, tergambar rumus-rumus yang sulit dihafal dan dimengerti. Matematika seringkali dipahami sebagai sesuatu yang mutlak, seolah-olah tak ada kemungkinan cara, solusi dan jawaban lain yang berbeda-beda.

Imej yang mentradisi seperti inilah yang menjadi pemicu mengapa masyarakat dan anak usia sekolah di negara ini menjadi sangat kurang kemampuannya dalam bidang matematika. Padahal, ketika kita telisik lebih jauh kalau kita ingin memahami dam mendalami matematika itu sendiri, kita akan mendapatkan sebuah kenikmatan tersendiri dalam mempelajarinya.

Kemudian apabila kita telisik lebih dalam, pada prinsipnya induk semua peradaban dan kemajuan teknologi disebabkan oleh perkembangan matematika yang menjadi segala dasar dari segala penciptaan yang telah kita nikmati pada zaman sekarang ini. Matematika selalu mendasari segala pola kehidupan kita sebagai manusia, sehingga tidak berlebihan kiranya kita menyebut bahwa tanpa matematika kita tidak akan mungkin bisa berperadaban dan maju.

Jika demikian, sudahkah kita berperadaban secara sempurna dan seberapa besarkah taraf pengetahuan matematika negara kita di dunia? Dalam hasil penelitian tim Programme of International Student Assessment (PISA) menunjukkan bahwa Indonesia menempati peringkat ke-9 dari 41 negara dalam kategori literatur matematika. Sedangkan menurut penelitian Trends in International Mathematics and Science Study (TIMMS) pada tahun 1999, matematika Indonesia berada di peringkat ke-34 dari 38 negara (data UNESCO).

Padahal kalau ditilik lebih jauh lagi berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh TIMMS yang dipublikasikan 26 desember 2006, jumlah jam pelajaran matematika di Indonesia jauh lebih banyak dibandingkan Malaysia dan Singapura. Dalam satu tahun, siswa kelas VIII di Indonesia rata-rata mendapat 169 jam pelajaran matematika. Sementara di Malaysia hanya mendapat 120 jam dan Singapura 112 jam.

Dalam realitas, prestasi Indonesia berada jauh di bawah kedua negara tersebut. Prestasi matematika siswa Indonesia hanya menembus skor rata-rata 411. Sementara itu, Malaysia mencapai 508 dan Singapura 605 (400 = rendah, 475 = menengah, 550= tinggi, dan 625 = tingkat lanjut). Artinya, waktu yang dihabiskan siswa Indonesia di sekolah sangat kontradiktif dengan prestasi yang diraih.

Maka penting kiranya untuk merekonstruksi kesadaran dalam pengembangan matematika, sebab dengan matematika kita bisa merancang masa depan kehidupan kita. Selain itu, matematika telah terbukti sangat dibutuhkan untuk melandasi dan menjadi inspirasi perkembangan ilmu-ilmu lain. Apabila kita belum bisa memaksimalkan pemanfaatan matematika, maka ini adalah sebuah petaka !!!....
Di akhir tulisan ini, kami mencoba mengutip pernyataan dari Bertrand Russell dalam Study of Mathematics Tentang indahnya matematika,: "Matematika, sudah sepantasnya dipandang, tak hanya memiliki kebenaran, namun keindahan tertinggi – dingin dan cermat yang bagus, seperti pahatan itu, tanpa menarik setiap bagian sifat lemah kita, tanpa hiasan indah lukisan atau musik, masih murni sama sekali, dan kemampuan kesempurnaan keras seperti hanya seni terbesar dapat mempertunjukkan. Jiwa kesenangan yang sesungguhnya, keagungan, arti badan lebih daripada manusia, yang merupakan batu ujian keunggulan tertinggi, untuk ditemukan dalam matematika seperti tentu saja puisi".

Artikel ini dibuat dalam rangka lomba artikel matematika yang diadakan oleh UNY

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...