Diam2 kusalin seraut wajah itu, wajah yg sering memberikan kekaguman akan semua yg terjadi pada diri sang pemilik keindahan, terus kusalin meskipun sebenarnya ingin kumiliki atau bahkan kucuri bila perlu,, Namun ternyata aku hanya mampu menyalinnya, diam-diam.
Kusalin, kubawa pulang, kupampang didinding kamar, kupandang tak jemu2 setiap berada dipembarian kamar kos yg sedikit berantakan. Semuanya kubiarkan berantakan, namun tdk dengan salinan itu, kurawat, kujaga dan kumenikmati setiap saat, salinan itu begitu indah.
Ternyata aku salah, aku mengira telah menyalin sebuah rupa yang indah, namun ternyata yg kusalin hanyalah topeng, yang kubawa pulang cumalah salinan topeng, dan yang kupandang selama ini cumalah topeng yg menyembunyikan sesosok lain dibalik topeng yang ditampakkannya.
Aku telah terkecoh, aku telah salah dan benar2 salah karna terlalu menikmati rupa yang ternyata hanyalah topeng. Aku tiba2 lemah setelah menyadari apa yang ada dibalik topeng yang kusalin, padahal sebelumnya telahku siapkan kuda-kuda untuk mengantisipasinya, namun ternyata tetap saja. Aku tersungkur, jatuh, sesaat.
Meski terjatuh, aku tau untuk harus segera bangkit, dan kehidupan telah mengajarkan banyak cara untuk membantuku segera berdiri bahkan berlari mengejar ketertinggalanku. Aku terlalu menikmati topeng itu hingga akhrnya melenakkanku, membuatku tetap berada tak beranjak ditempat yang sama. Aku tak mau tertinggal lagi, aku tak mau terjatuh lagi oleh salinan2 topeng yg ku kira indah.
Tiba2 dalam hening malam, kuambil salinan2 itu, lantas kubanting hingga pecah berantakan berhamburan dilantai dan menimbulkan kegaduhan dseluruh penjuru kos... aku tidak mau lagi menyalinnya, aku tidak mau lagi menikmatiny, aku tidak mau lagi memakainnya.
good
BalasHapusgood
BalasHapusgood
BalasHapusgood
BalasHapus