Sahabat BlogKu

like FB

Jangan Lupa Ninggalin komentar yah....!! Thank's

Jumat, 06 Januari 2012

"Nanga Nur" Saksi bisu awal masuknya Islam di Bima

Kala terik mentari menyinar bumi yogyakarta, aku terkulai malas menatap layar komputer, sembari membaca status si "dia" yang kini semakin jauh meninggalkanku yang tak berdaya karna rindu....!! #Alay stengah lebay

Tiba2, sebentuk gelombang yang biasa disebut suara, mengetuk gendang telingaku dan membentuk sebuah alunan nada yang berbunyi... "kenapa tidak kau pecahkan saja gelasnya......!!" (eiitss,,, bukan itu teksnya), namun "Rul,,, sudah ada yang menulis tentang naga nuri, belum...?" sebuah pertanyaan dari salah seorang senior "aba daus" (Bukan nama sebenarnya, cuman nama panggilan..... xixixixix), beliau melanjutkan,, "Kayaknya, kita harus mulai mnulis tentang sejarah daerah kita "Bima" siapa tau nanti bisa kita bukukan", tiba2 senyumkupun tersungging,,,, bukan karna idenya yang menarik buat membukukan tulisan tentang sejarah bima, tapi langsung terbayang apa saja yang akan ku beli dengan uang hasil royalti pemjualan buku tersebut.... Hufff,,, bener2 aneh,,, yah,, setidaknya yang saya pikirkan jauh lebih majulah.... hahahahaha



Dari pada berandai-andai, baiknya saya mulai saja menulis.... "cemon let's begin.....the first about Naga Nuri"


Naga Nuri

Naga nuri adalah sepenggal kata tentang sebuah tempat yang ada di kecamatan sape, dikisahkan disana adalah tempat pertama atau labuhan pertama datangnya para ulama yang membawa cahaya (Islam). Naga nuri sebenarnya sebuah kata yang mengalami pergeseran kata. Karena awalnya kata ini sebenarnya adalah nanga nur.

Nanga Nur sendiri disusun oleh dua kata dari dua bahasa yang berbeda.
Kata pertama adalah "Nanga" (Sungai), nanga merupakan salah satu kata dalam bahasa bima yang berarti sungai.
Kata kedua adalah "Nur" (Cahaya) yang merupakan kata dari bahasa arab yang dalam bahasa indonesia lebih dikenal dengan nama "cahaya"

Kedua kata ini sebenarnya menunjukan tentang sebuah tempat/ daerah yang merupakan awal masuknya Islam. tempat itu (Nanga Nur) berada di kecamatan sape, tepatnya antara desa Sangia dan Gusu.

KISAH Perjalanan Sang Sultan Abdul Khair.
Alkisah, dulu saat kerajaan bima masih belum memeluk Islam dan masih menganut agama nenek moyang, hiduplah salah seorang putra pewaris kerajaan bima yang bernama La Kai. Singkat Cerita, salah seorang paman dari La Kai....

#Bersambung.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...